Perawatan BBL, Perawatan pertama 2 jam setelah persalinan, perawatan ibu dan bayi pada masa nifas


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang MahaEsa, yang telah member izin-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas tentang   Perawatan BBL, Perawatan pertama 2 jam setelah persalinan, perawatan ibu dan bayi pada masa nifassebagai bagian pembelajaran Mata Kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan.
Semoga makalah yang telah kami susun dapa tmembantu dan menambah pengetahuan bagi Anda yang membacanya.Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah yang kami susun. Karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembacaakan membantu kami dalam memperbaiki makalah dan kinerja kami.Bila ada kesalahan dalam kata, bahasa, ataupun pada ketikan dalam makalah ini, kami mohon maaf. Karena kesempurnaan hanya milik Allah dan kesalahan adalah milik kami sebagai Makhluk-Nya.


Serang, 29 April 2014

Penyusun  



                                                                                                         

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................      i
Daftar Isi         ...........................................................................................................      ii
BAB I      PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang..........................................................................................      1
1.2            RumusanMasalah......................................................................................      1
1.3            Tujuan........................................................................................................      1
1.4            Manfaat.....................................................................................................      2

BAB II    PEMBAHASAN
2.1            Penanganan BBL......................................................................................      3
2.2            Persyaratan Perawatan BBL.....................................................................      3
2.3            Perawatan BBL.........................................................................................      4
2.4            Prosedur penanganan Hipotermi...............................................................      6
2.5            Penanganan pertama 2 jam setelah persalinan...........................................      6
2.6            Perasyarat..................................................................................................      7
2.7            Pelayanan pada ibu dan bayi pada masa nifas..........................................      7
2.8            Perasyarat ibu dan bayi pada masa nifas...................................................      7
2.9            Bahaya dan tanda – tanda pada bayi........................................................      8
2.10          Bahaya dan tanda – tanda pada ibu..........................................................      8

BAB III  PENUTUP
3.1            Kesimpulan................................................................................................      10
3.2            Saran..........................................................................................................      10
Daftar Pustaka........................................................................................................... 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Manajemen kebidanan diartikan secara singkat sebagai program untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain, maka manajemen pelayanan kebidanan diartikan sebagai proses pelaksanaan pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien / keluarga / masyarakat. Manajemen pelayanan kebidanan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkordinasian dan pengawasan.
a.       Perencanaan
perencanaan merupakan proses intelektual yang berdasarkan fakta dan informasi bukan emosi dan harapan, jadi dalam membuat perencanaan, semua informasi dan materi yang berkaitan harus dikumpulkan dan disusun secara teratur sehingga mudah dievaluasi
b.      Pengorganisasian
dalam manajemen pelayanan kebidanan mempunyai banyak aktifitas penting, antara lain : bagaimana asuhan kebidanan dapat dikelola secara evektif dan efisien sesuai dengan jumlah tenaga dan fasilitas yang ada
c.       Pengarahan
pengarahan merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien untuk mencapai tujuan
d.      Koordinasi
koordinasi adalah keserasian tindakan usaha, sikap dan penyesuaian antara tenaga yang terkait
e.       Supervise dan evaluasi
Bidan dapat melaksanakan monitoring dan evaluasi secara mandiri antar teman
            Untuk dapat melaksanakan cara penyelesaian masalah, terapkanlah siklus   
            PDCA ( Plan , Do, Chek, Action )
a.       Plan ( perencanaan )
Langkah pertama yang dilakukan ialah menyusun rencana kerja cara penyelesaian masalah yang telah ditetapkan kedalam unsure – unsure rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan cara penyelesaian masalah.
b.      Do ( Pelaksanaan )
Jangan merasa puas dengan apa yang kita kerjakan selalu lakukan perbaikan terus - menerus
c.       Cek ( Pemeriksaan )
Lakukan pemeriksaan terhadap kegiatan yang dikerjakan, jika dalam kegiatan ada perubahan / peningkatan maka lihat hasilnya ( output )
d.      Action ( Perbaikan )
Jika hasil sudah sesuai dengan standar maka lakukan aksi berikutnya   ( menentukan standar baru / membuat perencanaan dengan masalah baru ).  ( Nurmawati, 2010, Mutu Pelayanan Kebidanan )

1.2              Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud  konsep siklus PDCA ?
2.      Bagaimanakah tahapan siklus PDCA ?
3.      Implementasi PDCA ?

1.3              Tujuan

1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang penilaian mutu kebidanan berdasarkan konsep plan, do, cek, action ( PDCA )

1.3.2        Tujuan Khusus
Agar tenaga kesehatan dapat menerapkan konsep PDAC dalam penilaian mutu pelayanan kebidanan
1.                  Untuk membuat perencanaan, tindakan dan hasil yang berkualitas
2.                  Membangun setiap system manajemen dalam memperbaiki kualitasnya
3.                  Membuat planning secara terarah

























BAB  II
PEMBAHASAN

2.1       Siklus PDCA
Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930 yang disebut dengan  “ Shewhart Cycle “. PDCA, singkatan bahasa inggris dari “ Plan Do Check Act “( Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti ) “, adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah interatif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwars Deming yang kemudian dikenal dengan “ The Deming Wheel “ ( Tjitro, 2009 ).
Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwars Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan siklus Deming.
Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis. Siklus PDCA berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau system Mutu Pelayanan Kesehatan.
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan berkesinambung Mutu Pelayanan siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Secara sederhana siklus PDCA dapat digambarkan sebagai berikut :

UNSUR PDCA
LANGKAH-LANGKAH

PLAN
  1. Identifikasi masalah
  2. Identifikasi penyebab masalah
  3. Menentukan faktor penyebab yang dominant.
  4. Menentukan rencana perbaikan dan target yang akan dicapai.

DO
5. Melaksanakan sepenuhnya rencana perbaikan.

CHECK
6. memeriksa hasil pelaksanaan perbaikan.

ACTION
7. mencegah timbulnya persoalan yang sama (menetapkan standarisasi).
8. Menyelesaikan problem lain yang masih belum terselesaikan (menetapkan rencana berikutnya).

Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu :

1.      Perencanaan ( Plan )
Tahap pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur – unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakai sebagi pedoman dalam melaksanakan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang akan diselenggarakan.
Rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak – tidaknya tujuh unsure rencana yaitu :
a.    Judul Rencana Kerja ( Topic )
b.    Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi ( Problem Statement )
c.    Rumusan tujuan umun dan Tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai ( Goal, Objective, and Target )
d.   Kegiatan yang akan dilakukan ( Activities )
e.    Organisasi dan susunan personalia pelaksanaan ( Organization and Personnels )
f.     Biaya yang diperlukan ( budget )
g.    Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan ( Milestone )

2.      Pelaksanaan ( Do )
Tahap kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat memahami dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu :
a.    Keterampilan Komunikasi ( Communication ) untuk menimbulkan pengertian staf terhadap cara penyelesaian mutu yang akan dilaksanakan
b.    Keterampilan motivasi ( Motivation ) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan
c.    Keterampilan kepemimpinan ( Leadershif ) untuk mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan
d.   Keterampilan pengarahan  ( directing ) untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan

3.      Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan . tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui :
a.    Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
b.    Bagaimana kegiatan yang berjalan baik dan bagian mana yang belum berjalan dengan baik
c.    Apakah sumber daya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
d.   Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan atau untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua alat bantu yang sering di pergunakan yakni :
a.         Lembar pemeriksaan ( Check List )
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk mencatat secara periodic setiap penyimpanan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksaan adalah :
·       Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati
·       Tetapkan jangka waktu pengamatan
·       Lakukan perhitungan penyimpanan
b.        Peta Kontrol ( Control Diagram )
Peta control adalah suatu peta / grafik yang menggambarkan besarnya penyimpanan yang terjadi dalam pemeriksaan. Langkah – langkah yang dilakukan dalam membuat peta control adalah :
·       Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum
·       Tentukan prosentase penyimpangan
·       Buat grafik penyimpangan
·       Nilai grafik

4.      Perbaikan ( Action )
Tahap keempat yang dilakukan adalah melaksanakan perbaikan rencana kerja. Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang dicapai. untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai. Cara melakukan tindakan yang sesuai. Cara melakukan penilaian mutu pelayanan kepetugas kesehatan.
1.        Lihat daftar tilik
Daftar tilik adalah suatu instrument yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh pelajanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Berisi daftar kelengkapan sarana, prasarana, pegetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien

2.        Liat sarana Penilaian
a.         Observasi   : mengamati pada saat pelayanan
Observasi : suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis & sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian – kejadian yang langsung ( Bimo Walgito, 1987 : 54 )
Observasi : suatu tehnik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung gejala – gejala yang sedang / berlangsung baik di dalam ( di luar ) sekolah ( Djumhur, 1985 : 51 )
Observasi  sebagai alat pengumpul data : pengamatan yang memiliki sifat – sifat ( depdikbud, 1975:50 ) :
a.              Dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah  dirumuskan lebih dulu
b.             Direncanakan secara sistematis
c.              Hasilnya dicatat & diolah sesuai dengan tujuannya
d.             Dapat diperiksa validitas, reliabilitas & ketelitiannya
e.              Bersifat kwantitatif

b.        Wawancara : dengan diskusi, Tanya jawab, cek pemahaman ( Kartono, 1980:171 )
Interview ( wawancara ) : suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu : ini merupakan proses Tanya jawab lisan dimana 2 orang atau lebih berhadap – hadapan secara fisik
Dalam proses interview terdapat 2 orang pihak dengan kedudukan yang berbeda. Pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer, lainya berfungsi sebagai pemberi informasi ( Information supplyer ), interviewer atau informan.
Interviewer mengajukan pertanyaan – pertanyaan, meminta keterangan ( penjelasan ), sambil menilai jawaban – jawabannya, sekaligus ia mengadakan paraphrase ( menyatakan kembali isi jawaban interview dengan kata  - kata lain ), mengingat – ingat & mencatat jawaban – jawaban. Disamping itu dia juga menggali keterangan – keterangan lebih lanjut & berusaha melakukan “ probling “ ( rangsangan, dorongan )

c.         Dokumen : sebuah tulisan yang memuat informasi. Biasannya, dokumen ditulis dikertas & informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan atau memakai media elektronik, melihat kelengkapan dokumen rekam medic, register, buku catatan

2.2              Implementasi PDCA

PDCA(Plan, Do, Check, Action) dengan contoh kasus diare akut di ruang seruni, RSUD Sehat sentosa.

1.            PLAN:merencanakan
o          Judul rencana  : penurunan angka diare akut di RSUD Sehat Sentosa
o          Rumusan pernyataan dan uraian masalah
70% diare akut di RSUD Sehat Sentosa pada bulan januari 2013 mengalami peningkatan. Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya kurang dari tujuh hari). Diare akut terjadi karena:
1.                  Faktor infeksi
a.             infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan makanan  yang merupakan penyebab utama diare pada anak
b.            infeksi parenteral: merupakan infeksi diluar system pencernaan makanan yang dapat menimbulkan diare seperti otitis media akut (OMA), konsilitis/ konsilofaringitis, bronkopneumonia, dll.
2.         Faktor malabsorbsi
a.         Malabsorbsi karbohidrat
b.         Malabsorbsi lemak
c.         Malabsorbsi protein
3.         Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4.         Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas

Diare akut dengan dehidrasi berat pada anak, bila tidak segera ditangani secara baik dan benar bisa menyebabkan kematian.


o          Rumusan tujuan:
Menurunkan angka diare akut pada anak di RSUD Sehat Sehat Sentosa dari 70% pada bulan januari 2013 menjadi 30% pada bulan maret 2013

o          Uraian kegiatan:
Rencana asuhan pada pasien diare akut antara lain antara lain :
1.         Lakukan rehidrasi
2.         Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
3.         Pemberian terapi peroral maupun parenteal sesuai advis
            Dokter
4.         Lakukan pemeriksaan TTV dan teruskan observasi TTV
5.         Berikan nurisi/diet pada pasien diare dengan rendah serat
6.         Observasi intake dan output
7.         Berikan KIE tentang kebersihan diri

o          Metode dan kriteria penilaian:
1.         menjaga kebersihan diri dan lingkungan
2.         status gizi harus seimbang
3.         kebiasaan mencuci tangan

         Waktu
No.
Kegiatan
         Januari
          Februari
          Maret

1
Melakukan rehidrasi
O










2
Pemberian terapi peroral maupun parenteal sesuai advis dokter
O










3
Melakukan pemeriksaan TTV dan teruskan observasi TTV
O










4
Memberikan nurisi/diet pada pasien diare dengan rendah serat
O










5
Mengobservasi intake dan output
O










6
Evaluasi dari factor penyebab diare
O
































































o          Pelaksana 
bertugas untuk mengidentifikasi
-       1 orang bertugas Kegiatan ini dilaksanakan oleh 3 orang
-       1 orang untuk penyuluhan
-       1 orang bertugas untuk evaluasi
o          Biaya
Tidak Ada

2.         DO : Melaksanakan
1.         Melakukan rehidrasi
2.         Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
3.         Pemberian terapi peroral maupun parenteal sesuai advis   
            dokter
4.         Melakukan pemeriksaan TTV dan teruskan observasi TTV
5.         Memberikan nurisi/diet pada pasien diare dengan rendah
            Serat
6.         Mengobservasi intake dan output
7.         Memberikan KIE tentang kebersihan diri

3.         CHECK : Mengamati perubahan/pemeriksaan
No
Kegiatan
Dilakukan
Tidak dilakukan
1
menjaga kebersihan diri dan lingkungan

ü   
2
status gizi harus seimbang
ü   

3
kebiasaan mencuci tangan

ü   


4.         Action : Perbaikan
Dalam pelaksanaan perencanaan kegiatan penurunan angka diare akut pada anak di RSUD Sentosa Sehat ditemukan bahwa faktor kebersihan yang menjadi penyebab terjadinya diare akut pada anak. Setelah dilakukan evaluasi pada tahap check ditemukan kurangnya menjaga kebersihan pasien sehingga ini merupakan factor utama terjadinya diare akut. Oleh karena itu dilakukan langkah perbaikan pada pasien dengan cara mengajarkan cuci tangan yang benar, menjaga kebersihan perseorangan dan kebersihan lingkungan.

2.3              Manfaat Konsep PDCA

1.                  Untuk memudahkan pemetaan wewenang dan tanggung jawab dari sebuah unit organisasi
2.                  Sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau sistem di sebuah organisasI
3.                  Untuk menyelesaikan serta mengendalikan suatu permasalahan dengan pola yang runtun dan sistematis
4.                  Untuk kegiatan continuous improvement dalam  rangka memperpendek alur kerja
5.                  Menghapuskan pemborosan di tempat kerja dan meningkatkan produktivitas.

2.4              Tujuan Konsep PDCA
4.                  Untuk membuat perencanaan, tindakan dan hasil yang berkualitas
5.                  Membangun setiap system manajemen dalam memperbaiki kualitasnya
6.                  Membuat planning secara terarah

2.5              Hambatan dalam Konsep PDCA
1.                  Kurangnya sosialisasi tentang konsep PDCA
2.                  Kurangnya pengetahuan manajement tentang konsep PDCA
3.                  Kurangnya pendidikan tentang konsep PDCA
4.                  Kurangnya pemahaman karyawan tentang menjalankan konsep PDCA
5.                  Kurangnya rasa ingin memperbaiki setiap kegiatan yang dilakukan





















BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930 yang disebut dengan  “ Shewhart Cycle “. PDCA, singkatan bahasa inggris dari “ Plan Do Check Act “( Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti ) “, adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah interatif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwars Deming yang kemudian dikenal dengan “ The Deming Wheel “
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawasan kerja, dan perbaikan kerja yang dilakukan terus – menerus dan berkesinambung mutu pelayanan. Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu :
1.                  Perencanaan ( Plan )
2.                  Pelaksanaan ( Do )
3.                  Pemeriksaan ( Check )
4.                  Perbaikan ( Action )

3.2       Saran
Sebaiknya kita sebagai petugas kesehatan tetap menggunakan prinsip 5S dalam melakukan pelayanan kesehatan, dan sebaiknya kita menggunakan siklus PDCA bila terdapat suatu masalah karena siklus PDCA mampu memecahkan masalah yang sedang dialami
1.      Setiap Manajemen yang dilaksanakan sebaiknya menerapkan konsep PDCA
2.      Dalam memperbaiki kualitas mutu suatu kegiatan diharapkan dapat mengaplikasikan dalam konsep PDCA



Daftar Pustaka

Amiruddin. 2007.Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam pelayanan kesehatan.

Syafrudin ( 2009 ). Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Trans Info Media : Jakarta

Fais. M ( 2009 ). Organisasi dan Manajemen pelayanan kesehatan serta kebidanan. Salemba Medika : Jakarta

Nurmawati. 2010. Mutu Pelayanan Kebidanan. Trans Info Media : Jakarta

Yulifah, dkk.2009. Komunikasi dan Konseling dalam kebidanan. Salemba Medika : Jakarta

Pengurus pusat ikatan bidan Indonesia (IBI ). 2006. Buku 1 Standar pelayanan kebidanan: Jakarta


Depkes RI. (2005). Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Depkes RI.
Juffrie, Mohammad. Dkk. (2010).Gastroenterologi-hepatologi Jilid I. Jakarta: IDAI.

Ngastiyah, (2005).Perawatan Anak Sakit. Jakarta ; EGC

Soegijanto S. 2006. Ilmu Penyakit Anak “Diagnosa dan Penatalaksanaan”. Surabaya: Airlangga University Press.

Suraatmaja, S. (2007).Aspek Gizi Air Susu Ibu.Jakarta: EGC.




Komentar

  1. Casino & Hotel - Mapyro
    Casino & Hotel in Council Bluffs, LA. The Casino & Hotel 계룡 출장마사지 is an 울산광역 출장마사지 excellent place for those who wish to explore the town for a 원주 출장마사지 quick laugh. You 울산광역 출장마사지 can 광명 출장샵 also

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transdermal patch

Gizi, fertilitas, dan infertilitas

profil dan fakta jota madtown