Perawatan BBL, Perawatan pertama 2 jam setelah persalinan, perawatan ibu dan bayi pada masa nifas
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang MahaEsa, yang telah member izin-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas tentang “
Perawatan BBL, Perawatan pertama 2 jam setelah persalinan, perawatan ibu dan
bayi pada masa nifas” sebagai bagian
pembelajaran Mata Kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan.
Semoga
makalah yang telah kami susun dapa tmembantu dan menambah pengetahuan bagi Anda
yang membacanya.Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah
yang kami susun. Karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembacaakan membantu
kami dalam memperbaiki makalah dan kinerja kami.Bila ada kesalahan dalam kata,
bahasa, ataupun pada ketikan dalam makalah ini, kami mohon maaf. Karena kesempurnaan
hanya milik Allah dan kesalahan adalah milik kami sebagai Makhluk-Nya.
Serang, 29 April
2014
Penyusun
i
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah...................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................ 1
1.4 Manfaat..................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Penanganan
BBL...................................................................................... 3
2.2 Persyaratan
Perawatan BBL..................................................................... 3
2.3 Perawatan
BBL......................................................................................... 4
2.4 Prosedur
penanganan Hipotermi............................................................... 6
2.5 Penanganan
pertama 2 jam setelah persalinan........................................... 6
2.6 Perasyarat.................................................................................................. 7
2.7 Pelayanan
pada ibu dan bayi pada masa nifas.......................................... 7
2.8 Perasyarat
ibu dan bayi pada masa nifas................................................... 7
2.9 Bahaya
dan tanda – tanda pada bayi........................................................ 8
2.10 Bahaya
dan tanda – tanda pada ibu.......................................................... 8
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 10
3.2 Saran.......................................................................................................... 10
Daftar Pustaka...........................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manajemen
kebidanan diartikan secara singkat sebagai program untuk melaksanakan pekerjaan
melalui upaya orang lain, maka manajemen pelayanan kebidanan diartikan sebagai
proses pelaksanaan pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien / keluarga / masyarakat. Manajemen
pelayanan kebidanan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkordinasian dan pengawasan.
a. Perencanaan
perencanaan merupakan proses intelektual yang berdasarkan fakta dan informasi bukan emosi dan harapan, jadi dalam membuat perencanaan, semua informasi dan materi yang berkaitan harus dikumpulkan dan disusun secara teratur sehingga mudah dievaluasi
perencanaan merupakan proses intelektual yang berdasarkan fakta dan informasi bukan emosi dan harapan, jadi dalam membuat perencanaan, semua informasi dan materi yang berkaitan harus dikumpulkan dan disusun secara teratur sehingga mudah dievaluasi
b. Pengorganisasian
dalam manajemen pelayanan kebidanan mempunyai banyak aktifitas penting, antara lain : bagaimana asuhan kebidanan dapat dikelola secara evektif dan efisien sesuai dengan jumlah tenaga dan fasilitas yang ada
dalam manajemen pelayanan kebidanan mempunyai banyak aktifitas penting, antara lain : bagaimana asuhan kebidanan dapat dikelola secara evektif dan efisien sesuai dengan jumlah tenaga dan fasilitas yang ada
c. Pengarahan
pengarahan merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien untuk mencapai tujuan
pengarahan merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien untuk mencapai tujuan
d. Koordinasi
koordinasi adalah keserasian tindakan usaha, sikap dan penyesuaian antara tenaga yang terkait
koordinasi adalah keserasian tindakan usaha, sikap dan penyesuaian antara tenaga yang terkait
e. Supervise
dan evaluasi
Bidan dapat melaksanakan monitoring dan evaluasi
secara mandiri antar teman
Untuk dapat melaksanakan cara penyelesaian masalah,
terapkanlah siklus
PDCA ( Plan , Do, Chek, Action )
a. Plan
( perencanaan )
Langkah pertama yang dilakukan ialah
menyusun rencana kerja cara penyelesaian masalah yang telah ditetapkan kedalam
unsure – unsure rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga
dapat dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan cara penyelesaian masalah.
b. Do
( Pelaksanaan )
Jangan merasa puas dengan apa yang kita
kerjakan selalu lakukan perbaikan terus - menerus
c. Cek
( Pemeriksaan )
Lakukan pemeriksaan terhadap kegiatan
yang dikerjakan, jika dalam kegiatan ada perubahan / peningkatan maka lihat
hasilnya ( output )
d. Action
( Perbaikan )
Jika hasil sudah sesuai dengan standar maka lakukan
aksi berikutnya ( menentukan standar
baru / membuat perencanaan dengan masalah baru ). ( Nurmawati, 2010, Mutu Pelayanan Kebidanan )
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah
yang dimaksud konsep siklus PDCA ?
2. Bagaimanakah
tahapan siklus PDCA ?
3. Implementasi
PDCA ?
1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk
mengetahui dan menambah wawasan tentang penilaian mutu kebidanan berdasarkan
konsep plan, do, cek, action ( PDCA )
1.3.2
Tujuan
Khusus
Agar
tenaga kesehatan dapat menerapkan konsep PDAC dalam penilaian mutu pelayanan
kebidanan
1.
Untuk
membuat perencanaan, tindakan dan hasil yang berkualitas
2.
Membangun
setiap system manajemen dalam memperbaiki kualitasnya
3.
Membuat
planning secara terarah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Siklus PDCA
Konsep
siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930
yang disebut dengan “ Shewhart Cycle “.
PDCA, singkatan bahasa inggris dari “ Plan Do Check Act “( Rencanakan,
Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti ) “, adalah suatu proses pemecahan masalah empat
langkah interatif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya
konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwars Deming yang kemudian dikenal
dengan “ The Deming Wheel “ ( Tjitro, 2009 ).
Metode
ini dipopulerkan oleh W. Edwars Deming, yang sering dianggap sebagai bapak
pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan siklus Deming.
Deming
sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, yang sering dianggap
sebagai bapak pengendalian kualitas statistis. Siklus PDCA berguna sebagai pola
kerja dalam perbaikan suatu proses atau system Mutu Pelayanan Kesehatan.
PDCA
merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan
kerja, pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan
berkesinambung Mutu Pelayanan siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan
untuk penyelesaian masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Secara sederhana siklus PDCA dapat digambarkan sebagai berikut :
UNSUR PDCA
|
LANGKAH-LANGKAH
|
PLAN
|
|
DO
|
5. Melaksanakan sepenuhnya rencana
perbaikan.
|
CHECK
|
6. memeriksa hasil pelaksanaan
perbaikan.
|
ACTION
|
7. mencegah timbulnya persoalan
yang sama (menetapkan standarisasi).
8.
Menyelesaikan problem lain yang masih belum terselesaikan (menetapkan rencana
berikutnya).
|
Siklus
PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu :
1. Perencanaan
( Plan )
Tahap pertama adalah
membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu upaya menjabarkan cara
penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur – unsur rencana yang
lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakai sebagi pedoman
dalam melaksanakan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari
perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang
akan diselenggarakan.
Rencana kerja
penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak – tidaknya tujuh unsure
rencana yaitu :
a. Judul
Rencana Kerja ( Topic )
b. Pernyataan
tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi ( Problem Statement )
c. Rumusan
tujuan umun dan Tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai ( Goal,
Objective, and Target )
d. Kegiatan
yang akan dilakukan ( Activities )
e. Organisasi
dan susunan personalia pelaksanaan ( Organization and Personnels )
f. Biaya
yang diperlukan ( budget )
g. Tolak
ukur keberhasilan yang dipergunakan ( Milestone )
2. Pelaksanaan
( Do )
Tahap
kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika
pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota
tim, perlu terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana
tersebut dapat memahami dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
Pada
tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial.
Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok
manajerial, yaitu :
a. Keterampilan
Komunikasi ( Communication ) untuk menimbulkan pengertian staf terhadap cara
penyelesaian mutu yang akan dilaksanakan
b. Keterampilan
motivasi ( Motivation ) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan cara
penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan
c. Keterampilan
kepemimpinan ( Leadershif ) untuk mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian
masalah mutu yang dilaksanakan
d. Keterampilan
pengarahan ( directing ) untuk
mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan
3. Pemeriksaan
( Check )
Tahapan
ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang
dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan . tujuan dari pemeriksaan
untuk mengetahui :
a. Sampai
seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan
b. Bagaimana
kegiatan yang berjalan baik dan bagian mana yang belum berjalan dengan baik
c. Apakah
sumber daya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
d. Apakah
cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan atau untuk
dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua alat bantu yang
sering di pergunakan yakni :
a.
Lembar pemeriksaan ( Check List )
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir
yang digunakan untuk mencatat secara periodic setiap penyimpanan yang terjadi.
Langkah pembuatan lembar pemeriksaan adalah :
· Tetapkan
jenis penyimpangan yang diamati
· Tetapkan
jangka waktu pengamatan
· Lakukan
perhitungan penyimpanan
b.
Peta Kontrol ( Control Diagram )
Peta control adalah suatu peta / grafik
yang menggambarkan besarnya penyimpanan yang terjadi dalam pemeriksaan. Langkah
– langkah yang dilakukan dalam membuat peta control adalah :
· Tetapkan
garis penyimpangan minimum dan maksimum
· Tentukan
prosentase penyimpangan
· Buat
grafik penyimpangan
· Nilai
grafik
4. Perbaikan
( Action )
Tahap
keempat yang dilakukan adalah melaksanakan perbaikan rencana kerja. Lakukanlah
penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan dengan
cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang diperbaiki
tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil
yang dicapai. untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut,
laksanakan tindakan yang sesuai. Cara melakukan tindakan yang sesuai. Cara
melakukan penilaian mutu pelayanan kepetugas kesehatan.
1.
Lihat daftar tilik
Daftar
tilik adalah suatu instrument yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa
jauh pelajanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Berisi daftar kelengkapan sarana, prasarana, pegetahuan, kompetensi teknis,
persepsi klien
2.
Liat sarana Penilaian
a.
Observasi : mengamati pada saat pelayanan
Observasi : suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis & sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian – kejadian yang langsung ( Bimo Walgito, 1987 : 54 )
Observasi : suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis & sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian – kejadian yang langsung ( Bimo Walgito, 1987 : 54 )
Observasi : suatu tehnik untuk mengamati
secara langsung maupun tidak langsung gejala – gejala yang sedang / berlangsung
baik di dalam ( di luar ) sekolah ( Djumhur, 1985 : 51 )
Observasi sebagai alat pengumpul data : pengamatan yang
memiliki sifat – sifat ( depdikbud, 1975:50 ) :
a.
Dilakukan sesuai dengan tujuan yang
telah dirumuskan lebih dulu
b.
Direncanakan secara sistematis
c.
Hasilnya dicatat & diolah sesuai
dengan tujuannya
d.
Dapat diperiksa validitas, reliabilitas
& ketelitiannya
e.
Bersifat kwantitatif
b.
Wawancara : dengan diskusi, Tanya jawab,
cek pemahaman ( Kartono, 1980:171 )
Interview ( wawancara ) : suatu
percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu : ini merupakan proses
Tanya jawab lisan dimana 2 orang atau lebih berhadap – hadapan secara fisik
Dalam proses interview terdapat 2 orang
pihak dengan kedudukan yang berbeda. Pertama berfungsi sebagai penanya, disebut
pula sebagai interviewer, lainya berfungsi sebagai pemberi informasi (
Information supplyer ), interviewer atau informan.
Interviewer mengajukan pertanyaan –
pertanyaan, meminta keterangan ( penjelasan ), sambil menilai jawaban – jawabannya,
sekaligus ia mengadakan paraphrase ( menyatakan kembali isi jawaban interview
dengan kata - kata lain ), mengingat –
ingat & mencatat jawaban – jawaban. Disamping itu dia juga menggali
keterangan – keterangan lebih lanjut & berusaha melakukan “ probling “ (
rangsangan, dorongan )
c.
Dokumen : sebuah tulisan yang memuat
informasi. Biasannya, dokumen ditulis dikertas & informasinya ditulis
memakai tinta baik memakai tangan atau memakai media elektronik, melihat
kelengkapan dokumen rekam medic, register, buku catatan
2.2
Implementasi
PDCA
PDCA(Plan,
Do, Check, Action) dengan contoh kasus diare akut di ruang seruni, RSUD Sehat
sentosa.
1.
PLAN:merencanakan
o Judul rencana : penurunan
angka diare akut di RSUD Sehat Sentosa
o Rumusan pernyataan dan uraian masalah
70%
diare akut di RSUD Sehat Sentosa pada bulan januari 2013 mengalami peningkatan.
Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya
kurang dari tujuh hari). Diare akut terjadi karena:
1.
Faktor
infeksi
a.
infeksi
enteral: infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak
b.
infeksi
parenteral: merupakan infeksi diluar system pencernaan makanan yang dapat
menimbulkan diare seperti otitis media akut (OMA), konsilitis/
konsilofaringitis, bronkopneumonia, dll.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan
basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Faktor psikologis
Rasa
takut dan cemas
Diare
akut dengan dehidrasi berat pada anak, bila tidak segera ditangani secara baik
dan benar bisa menyebabkan kematian.
o Rumusan tujuan:
Menurunkan
angka diare akut pada anak di RSUD Sehat Sehat Sentosa dari 70% pada bulan
januari 2013 menjadi 30% pada bulan maret 2013
o Uraian kegiatan:
Rencana
asuhan pada pasien diare akut antara lain antara lain :
1. Lakukan rehidrasi
2. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
3. Pemberian terapi peroral maupun parenteal
sesuai advis
Dokter
4. Lakukan pemeriksaan TTV dan teruskan
observasi TTV
5. Berikan nurisi/diet pada pasien diare dengan
rendah serat
6. Observasi intake dan output
7. Berikan KIE tentang kebersihan diri
o Metode dan kriteria penilaian:
1. menjaga kebersihan diri dan lingkungan
2. status gizi harus seimbang
3. kebiasaan mencuci tangan
o Waktu
No.
|
Kegiatan
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
|||||||||||||||||||||||||||
1
|
Melakukan rehidrasi
|
O
|
|||||||||||||||||||||||||||||
2
|
Pemberian terapi peroral maupun parenteal sesuai advis
dokter
|
O
|
|||||||||||||||||||||||||||||
3
|
Melakukan pemeriksaan TTV dan teruskan observasi TTV
|
O
|
|||||||||||||||||||||||||||||
4
|
Memberikan nurisi/diet pada pasien diare dengan rendah
serat
|
O
|
|||||||||||||||||||||||||||||
5
|
Mengobservasi intake dan output
|
O
|
|||||||||||||||||||||||||||||
6
|
Evaluasi dari factor penyebab diare
|
O
|
|||||||||||||||||||||||||||||
o Pelaksana
bertugas
untuk mengidentifikasi
- 1
orang bertugas Kegiatan ini dilaksanakan oleh 3 orang
- 1
orang untuk penyuluhan
- 1
orang bertugas untuk evaluasi
o Biaya
Tidak Ada
2. DO
: Melaksanakan
1. Melakukan rehidrasi
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis
anak
3. Pemberian terapi peroral maupun parenteal
sesuai advis
dokter
4. Melakukan pemeriksaan TTV dan teruskan
observasi TTV
5. Memberikan nurisi/diet pada pasien diare
dengan rendah
Serat
6. Mengobservasi intake dan output
7. Memberikan KIE tentang kebersihan diri
3. CHECK
: Mengamati perubahan/pemeriksaan
No
|
Kegiatan
|
Dilakukan
|
Tidak dilakukan
|
1
|
menjaga kebersihan diri dan lingkungan
|
ü
|
|
2
|
status gizi harus seimbang
|
ü
|
|
3
|
kebiasaan mencuci tangan
|
ü
|
4.
Action : Perbaikan
Dalam
pelaksanaan perencanaan kegiatan penurunan angka diare akut pada anak di RSUD
Sentosa Sehat ditemukan bahwa faktor kebersihan yang menjadi penyebab
terjadinya diare akut pada anak. Setelah dilakukan evaluasi pada tahap check
ditemukan kurangnya menjaga kebersihan pasien sehingga ini merupakan factor
utama terjadinya diare akut. Oleh karena itu dilakukan langkah perbaikan pada
pasien dengan cara mengajarkan cuci tangan yang benar, menjaga kebersihan
perseorangan dan kebersihan lingkungan.
2.3
Manfaat Konsep PDCA
1.
Untuk memudahkan pemetaan wewenang dan
tanggung jawab dari sebuah unit organisasi
2.
Sebagai pola kerja dalam perbaikan
suatu proses atau sistem di sebuah organisasI
3.
Untuk menyelesaikan serta mengendalikan
suatu permasalahan dengan pola yang runtun dan sistematis
4.
Untuk kegiatan continuous improvement
dalam rangka memperpendek alur kerja
5.
Menghapuskan pemborosan di tempat kerja
dan meningkatkan produktivitas.
2.4
Tujuan Konsep PDCA
4.
Untuk
membuat perencanaan, tindakan dan hasil yang berkualitas
5.
Membangun
setiap system manajemen dalam memperbaiki kualitasnya
6.
Membuat
planning secara terarah
2.5
Hambatan dalam Konsep PDCA
1.
Kurangnya
sosialisasi tentang konsep PDCA
2.
Kurangnya
pengetahuan manajement tentang konsep PDCA
3.
Kurangnya
pendidikan tentang konsep PDCA
4.
Kurangnya
pemahaman karyawan tentang menjalankan konsep PDCA
5.
Kurangnya
rasa ingin memperbaiki setiap kegiatan yang dilakukan
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep
siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930
yang disebut dengan “ Shewhart Cycle “.
PDCA, singkatan bahasa inggris dari “ Plan Do Check Act “( Rencanakan,
Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti ) “, adalah suatu proses pemecahan masalah empat
langkah interatif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya
konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwars Deming yang kemudian dikenal
dengan “ The Deming Wheel “
PDCA merupakan
rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja,
pengawasan kerja, dan perbaikan kerja yang dilakukan terus – menerus dan
berkesinambung mutu pelayanan. Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu :
1.
Perencanaan ( Plan )
2.
Pelaksanaan ( Do )
3.
Pemeriksaan ( Check )
4.
Perbaikan ( Action )
3.2 Saran
Sebaiknya
kita sebagai petugas kesehatan tetap menggunakan prinsip 5S dalam melakukan
pelayanan kesehatan, dan sebaiknya kita menggunakan siklus PDCA bila terdapat
suatu masalah karena siklus PDCA mampu memecahkan masalah yang sedang dialami
1. Setiap
Manajemen yang dilaksanakan sebaiknya menerapkan konsep PDCA
2. Dalam
memperbaiki kualitas mutu suatu kegiatan diharapkan dapat mengaplikasikan dalam
konsep PDCA
Daftar
Pustaka
Amiruddin. 2007.Pendekatan
Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam pelayanan kesehatan.
Syafrudin ( 2009 ). Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Trans Info Media :
Jakarta
Fais. M ( 2009 ). Organisasi dan Manajemen pelayanan kesehatan serta kebidanan.
Salemba Medika : Jakarta
Nurmawati. 2010. Mutu
Pelayanan Kebidanan. Trans Info Media : Jakarta
Yulifah, dkk.2009. Komunikasi dan Konseling dalam
kebidanan. Salemba Medika : Jakarta
Pengurus pusat ikatan bidan Indonesia (IBI ). 2006.
Buku 1 Standar pelayanan kebidanan: Jakarta
Depkes RI. (2005). Pedoman
Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Depkes RI.
Juffrie, Mohammad. Dkk. (2010).Gastroenterologi-hepatologi
Jilid I. Jakarta: IDAI.
Ngastiyah, (2005).Perawatan
Anak Sakit. Jakarta ; EGC
Soegijanto S. 2006. Ilmu
Penyakit Anak “Diagnosa dan Penatalaksanaan”. Surabaya: Airlangga
University Press.
Suraatmaja, S. (2007).Aspek Gizi
Air Susu Ibu.Jakarta: EGC.
Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusCasino & Hotel in Council Bluffs, LA. The Casino & Hotel 계룡 출장마사지 is an 울산광역 출장마사지 excellent place for those who wish to explore the town for a 원주 출장마사지 quick laugh. You 울산광역 출장마사지 can 광명 출장샵 also